Diprosesdengan metode bioteknologi miracle molekul sehingga menghasilkan suatu produk suplemen herbal bagi burung yang mempunyai manfaat untuk menggantikan pern kroto (kecuali vitamin K), mineral (kecuali Sulfur), dan 16 rantai asam amino esensial untuk regenerasi sel. Tidak hanya itu, Propolis mengandung bioflavonoid, yaitu zat
Keju salah satu contoh produk bioteknologi. Foto ShutterstockProduk Bioteknologi Konvensional1. Produk Bioteknologi Makanan dan MinumanTempe adalah contoh produk bioteknologi yang dimanfaatkan untuk makanan. Foto Shutterstock2. Produk Bioteknologi dalam Bidang KesehatanIlustrasi vaksin yang merupakan produk bioteknologi untuk obat-obatan. Foto Shutter Stock3. Produk Bioteknologi Sumber Energi Alternatif4. Produk Bioteknologi Pengolahan Limbah5. Produk Bioteknologi ModernIlustrasi proses bayi tabung yang merupakan contoh produk bioteknologi modern. Foto macrovector/Freepik
Makananberbahan baku tepung-tepungan sebaiknya dihindari karena makanan jenis ini lebih cepat diubah menjadi glukosa (gula darah). Sebaliknya, makanan berserat seperti sayur dan buah harus diperbanyak karena makanan berserat lebih lambat diubah menjadi glukosa. Dengan pelepasan secara lambat, maka kadar gula darah akan lebih stabil.
15 Contoh Produk Bioteknologi Modern dan Konvensional beserta Penjelasannya – Ketika mendengar istilah bioteknologi, apa yang pertama kali kamu pikirkan? Perlu kamu ketahui bahwasannya produk bioteknologi merupakan istilah dari produk yang pembuatannya melibatkan pemanfaatan makhluk hidup, seperti virus, bakteri, jamur dan lainnya melalui bantuan teknologi. Agar kamu bisa lebih memahami seputar produk bioteknologi, berikut ini Mamikos rangkumkan informasi seputar contoh produk bioteknologi modern dan konvensional lengkap dengan penjelasannya. Berikut Deretan Contoh Produk Bioteknologi Modern dan KonvensionalDaftar IsiBerikut Deretan Contoh Produk Bioteknologi Modern dan KonvensionalApa itu Bioteknologi?Sejarah Singkat BioteknologiPenggolongan BioteknologiContoh Produk Bioteknologi ModernContoh Produk Bioteknologi Konvensional Daftar Isi Berikut Deretan Contoh Produk Bioteknologi Modern dan Konvensional Apa itu Bioteknologi? Sejarah Singkat Bioteknologi Penggolongan Bioteknologi Contoh Produk Bioteknologi Modern Contoh Produk Bioteknologi Konvensional Pernahkah kamu sadari bahwa makanan atau benda yang ada di sekitar kamu dibuat melalui proses yang bernama bioteknologi? Faktanya, bioteknologi sudah ditemukan sejak ribuan tahun lalu dan sudah menghasilkan banyak produk berupa makanan, minuman, obat-obatan, hingga makhluk hidup, lho. Secara umum, ada dua jenis bioteknologi yakni konvensional dan modern. Lantas, bagaimana cara kerja bioteknologi konvensional dan modern ini? Dan apa saja contoh produknya? Baca artikelnya sampai habis, ya. Apa itu Bioteknologi? Sebelum mengetahui tentang produk-produk dari bioteknologi konvensional dan modern, tentu alangkah lebih baiknya jika kamu mengenal lebih dekat dengan istilah bioteknologi terlebih dahulu. Bioteknologi sendiri berasal dari kata bio’ yang berarti makhluk hidup dan teknologi. Singkatnya, bioteknologi dapat diartikan sebagai pemanfaatan makhluk hidup secara utuh ataupun bagian-bagiannya. Tujuannya untuk menghasilkan atau memodifikasi produk yang bermanfaat melalui cara prinsip atau teknologi tertentu. Maksudnya kira-kira gimana, tuh? Nah, maksudnya adalah jikalau dalam keadaan utuh artinya makhluk hidupnya langsung dipakai secara utuh untuk menghasilkan produk atau jasa bioteknologi. Contohnya, kalau kamu ingin membuat nata de coco, maka kamu bisa langsung menggunakan bakteri Acetobacter Xylinum secara utuh. Contoh lainnya, ketika kacang kedelai langsung ditambahkan jamur Rhizopus Oryzae maka dapat dibuat menjadi tempe. Lantas, kalau ingin memanfaatkan bagian-bagiannya saja seperti apa? Nah, artinya yang kamu gunakan untuk menghasilkan produk tertentu hanya menggunakan bagian dari makhluk hidup itu. Misalnya, kamu hanya mengambil enzimnya aja atau DNA-nya aja. Sejarah Singkat Bioteknologi Secara sederhana, bioteknologi sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun lalu. Merujuk pada situs Kementerian Lingkungan Hidup LHK, bioteknologi sudah dilakukan bangsa Babilonia, Mesir, dan Romawi sejak 8000 SM. Tujuannya untuk pengumpulan benih untuk ditanam kembali atau praktik pengembangbiakan selektif. Kemudian, bioteknologi berkembang pada 6000 SM dan digunakan dalam pembuatan bir, pembuatan tempe dengan bantuan ragi, fermentasi anggur, serta membuat roti. Di tahun 4000 SM, bangsa Tionghoa juga sudah membuat yogurt dan keju dengan bakteri asam laktat. Dari masa ke masa produk bioteknologi pun terus berkembang hingga adanya penemuan sel oleh Robert Hooke melalui mikroskop pada 1665. Penemuan ini pun berlanjut dengan penelitian yang semakin komprehensif hingga akhirnya pada 1856 Gregor Mendel mengawali genetika tumbuhan rekombinan. Istilah bioteknologi pun pertama kali dicetuskan oleh Karl Ereky yang merupakan seorang insinyur asal Hongaria pada 1919. Kala itu, Ereky mendefinisikan bioteknologi sebagai proses penggunaan teknologi untuk mengubah bahan biologis mentah menjadi produk yang berguna. Pengertian bioteknologi menurut Ereky pun tak jauh berbeda dengan makna bioteknologi saat ini. Seiring waktu, bioteknologi konvensional pun telah menjadi modern dan mengambil lebih banyak peran dalam peradaban manusia. Penggolongan Bioteknologi Bioteknologi terbagi menjadi dua jenis, yakni bioteknologi konvensional dan modern. Lantas, apa saja perbedaannya? Yuk, kita cek satu-satu di bawah ini! 1. Bioteknologi Konvensional Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi yang menggunakan peralatan serta bahan sederhana dalam prosesnya. Memanfaatkan makhluk hidup atau mikroorganisme secara langsung, bioteknologi konvensional umumnya secara utuh untuk menghasilkan atau memodifikasi produk dengan cara, prinsip, dan teknologi tertentu. Adapun berikut ini merupakan karakteristik bioteknologi konvensional Memanfaatkan mikroorganisme secara langsung dan utuh. Memanfaatkan cara atau prinsip yang alami umumnya menggunakan prinsip fermentasi. Menggunakan alat dan bahan yang sederhana. Tidak memerlukan keahlian khusus dalam pembuatannya. Skala produksi kecil dan biaya yang digunakan relatif lebih murah. 2. Bioteknologi Modern Bioteknologi modern merupakan bioteknologi yang memanfaatkan makhluk hidup atau mikroorganisme secara tidak langsung berupa bagian-bagian tertentu guna menghasilkan produk dengan cara prinsip atau teknologi tertentu. Berbeda dengan bioteknologi konvensional yang menggunakan peralatan sederhana, bioteknologi modern menggunakan peralatan canggih guna menghasilkan produk dalam jumlah besar secara efektif dan efisien. Berbeda dengan bioteknologi konvensional yang menggunakan peralatan sederhana, bioteknologi modern menggunakan peralatan canggih guna menghasilkan produk dalam jumlah besar secara efektif dan efisien. Dalam bioteknologi modern selain menggunakan mikroorganisme juga dapat menggunakan bagian-bagian tubuh mikroorganisme, hewan, dan tumbuhan. Nah, di bawah ini merupakan karakteristik dari bioteknologi modern Memanfaatkan mikroorganisme secara tidak langsung dan umumnya berupa bagian tertentu saja. Memanfaatkan cara atau prinsip yang modern atau lebih canggih, yaitu berupa rekayasa genetika atau modifikasi gen dan teknologi reproduksi. Menggunakan alat dan bahan canggih dan modern. Memerlukan keahlian khusus dalam pembuatannya. Skala produksi umumnya besar dan dengan biaya yang relatif mahal. Contoh Produk Bioteknologi Modern Bioteknologi modern memang dapat dikatakan sebagai cabang ilmu yang bisa bermanfaat dalam berbagai bidang. Nah, di bawah ini merupakan beberapa contoh dari hasil produk bioteknologi modern. 1. Vaksin Salah satu contoh produk bioteknologi modern yang bermanfaat hingga sekarang ini adalah vaksin. Diketahui, vaksin merupakan sediaan biologis yang digunakan agar tubuh kita dapat menghasilkan kekebalan adaptif terhadap penyakit infeksi tertentu. Pada 1796, seorang ilmuwan asal Inggris bernama Edward Jenner telah menemukan vaksin. Ia pun sadar bahwa pasien yang telah terinfeksi cacar takkan terkena penyakit tersebut di masa depan karena tubuhnya sudah menghasilkan kekebalan terhadap virus cacar. Pengaruh vaksin terbilang sangat besar dalam kehidupan manusia guna melawan penyakit bersifat pandemik seperti cacar, campak, hepatitis B, rabies, influenza, pes, difteri, tetanus, polio, hingga Covid-19. Jika industri medis tidak bekerja keras untuk menciptakan vaksin Covid-19, mungkin hingga kini pandemi virus Corona bisa berdampak jauh lebih buruk. 2. Teknik Kultur Jaringan Produk bioteknologi modern berikutnya adalah teknik kultur jaringan. Merupakan suatu teknik untuk memperbanyak tumbuhan dalam skala besar, teknik kultur jaringan dibuat dengan mengambil sel atau jaringan pada tumbuhan. Baik melalui melalui potongan kecil daun, akar, batang, atau bagian tumbuhan yang lainnya. Nantinya, potongan tumbuhan tersebut ditumbuhkan di suatu medium yang sudah dipersiapkan dan mengandung semua zat yang diperlukan untuk pertumbuhan tumbuhan. Kultur jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan tanaman untuk memperoleh keturunan yang memiliki sifat yang sama seperti induknya. Melalui teknik ini, kita bisa menghasilkan bibit tanaman yang seragam dalam jumlah besar. 3. Teknologi Rekombinasi DNA dan Kloning Gen Tanpa disadari, ada penyakit-penyakit tertentu pada manusia yang disebabkan oleh adanya gangguan hormon. Contohnya, diabetes mellitus DM tipe I atau biasa dikenal dengan penyakit kencing manis. Diketahui, penyakit yang satu ini disebabkan karena kurangnya hormon insulin yang menyebabkan kadar gula dalam darahnya sangat tinggi. Kini, dengan adanya bioteknologi modern, hormon insulin bisa dihasilkan secara buatan transgenik dengan adanya bantuan bakteri Escherichia Coli. Diawali dengan melakukan proses rekombinasi DNA berupa penyisipan gen insulin yang berasal dari DNA sel manusia ke dalam plasmid bakteri, kemudian akan diperoleh plasmid rekombinan. Rekombinasi DNA adalah proses modifikasi DNA yang dapat berasal dari spesies yang berbeda guna menghasilkan DNA rekombinan atau DNA yang telah termodifikasi. Plasmid rekombinan yang telah mengandung gen insulin pun kemudian dimasukkan ke dalam bakteri Escherichia Coli sehingga bakteri Escherichia Coli bisa memproduksi insulin. 4. Antibiotik Antibiotik juga merupakan salah satu produk bioteknologi. Merupakan senyawa yang umumnya dihasilkan oleh mikroorganisme tertentu, antibiotik berfungsi untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteri patogen penyebab penyakit. Diketahui antibiotik yang pertama kali ditemukan dihasilkan oleh jamur Penicillium Notatum. Dimana Penicillium Notatum ini merupakan antibiotik yang ampuh melawan infeksi dari bakteri gram positif karena terbukti bisa menghambat pembentukan dinding sel bakteri. Beberapa contoh jenis antibiotik lainnya adalah antibiotik yang berasal dari kelompok Streptomycin dan Tetracycline yang ampuh melawan bakteri Tuberculosis. 5. Bayi Tabung Bayi tabung juga termasuk dalam produk bioteknologi modern. Bayi tabung pertama kali dimulai dengan lahirnya Louis Brown di Inggris pada tahun 1978. Secara sederhana, bayi tabung merupakan proses pembuahan sel telur dan sperma di luar tubuh ibu. Bayi tabung kerap disebut dengan istilah in vitro fertilization’ yang berarti dalam gelas atau tabung dan fertilization’ yang artinya pembuahan. Dalam proses bayi tabung, nantinya sel telur yang matang diambil dari indung telur calon ibu dan dibuahi dengan sperma di dalam medium cairan. Setelah berhasil dan terjadi pembuahan, embrio kecil yang terjadi tadi dimasukkan ke rahim dengan harapan dapat berkembang menjadi bayi. Contoh Produk Bioteknologi Konvensional Bioteknologi konvensional dilakukan tanpa dilandasi prinsip-prinsip ilmiah dan pada dasarnya dilakukan hanya didasarkan atas pengalaman yang turun temurun. Dengan kata lain, bioteknologi konvensional dilakukan dengan cara dan peralatan yang sederhana. Umumnya, bioteknologi konvensional belum bisa diproduksi secara masif dan massal. Nah, di bawah ini ada beberapa contoh produk bioteknologi konvensional yang perlu kamu ketahui 1. Tempe Salah satu contoh produk bioteknologi konvensional adalah tempe. Merupakan makanan tradisional khas Indonesia yang paling sering dikonsumsi dan mudah ditemukan, tempe menjadi salah satu makanan favorit yang kaya akan kandungan gizinya. Dengan kadar protein yang cukup tinggi, tempe bisa menjadi alternatif sumber protein nabati. Selain itu, tempe juga mengandung beberapa asam amino yang diperlukan oleh tubuh manusia. Lantas, bagaimana proses pembuatan tempe? Nah, perlu kamu ketahui bahwa pada dasarnya tempe diproduksi dengan menggunakan teknik fermentasi yang dilakukan dengan menumbuhkan jamur Rhizopus Oryzae dan Rhizopus Oligosporus pada biji kedelai. Pada proses pertumbuhan, nantinya jamur akan menghasilkan benang-benang yang disebut dengan hifa. 2. Kecap Selain tempe, kecap juga merupakan salah satu contoh produk bioteknologi konvensional yang cukup sering kita temui. Kecap dibuat melalui proses fermentasi dengan menggunakan Jamur Aspergillus Wentii. Untuk proses pembuatannya, pertama-tama jamur ditumbuhkan dalam kulit gandum terlebih dahulu. Kemudian, jamur bersama dengan bakteri asam laktat tumbuh pada kedelai yang sudah dimasak dan nantinya akan menghancurkan campuran gandum. Setelah melalui fermentasi karbohidrat yang cukup lama, maka akan dihasilkan kecap. 3. Keju Keju merupakan produk bioteknologi konvensional yang dihasilkan dengan memisahkan zat-zat padat pada susu melalui proses pengentalan atau koagulasi. Proses pengentalan ini dilakukan dengan bantuan bakteri Lactobacillus Bulgaricus dan Streptococcus Thermophillus. Kedua bakteri tersebut akan menghasilkan enzim renin sehingga protein susu akan menggumpal dan membagi susu menjadi cari dan padatan dadih. Nantinya, enzim renin akan mengubah gula laktosa di dalam susu tadi menjadi protein dan asam yang ada pada dadih. Kemudian, dadih akan mengalami proses pematangan dan pengamasan hingga akhirnya tebentuklah keju. 4. Yoghurt Terbuat dari susu, yoghurt merupakan minuman hasil fermentasi yang menggunakan bakteri Streptococcus Thermophillus atau Lactobacillus Bulgaricus. Kedua bakteri ini akan mengubah laktosa menjadi asam laktat. Selain itu, akan terjadi pula perpecahan protein pada susu yang nantinya menyebabkan susu menjadi kental dan membuat yogurt terasa asam dan kental. 5. Roti Dalam proses pembuatannya, roti membutuhkan mikroorganisme Saccharomyces Cerevisiae. Dimana mikroorganisme tersebut akan memfermentasikan gula di dalam adonan menjadi CO2 dan alkohol sehingga adonan pun akan mengembang. Nah, dalam proses ini roti tidak akan memecah tepung menjadi gula karena tidak menghasilkan enzim amilase. Melainkan untuk untuk mengembangkan dan memberikan rasa saat dipanggang. Uap CO2 hasil fermentasi ragi juga akan meninggalkan tekstur yang khas dan menyebabkan tekstur roti menjadi ringan. 6. Mentega Produk bioteknologi konvensional berikutnya ada mentega. Terbuat dari susu dengan menggunakan mikroorganisme Streptococcus Lactis, bakteri-bakteri tersebut nantinya akan membentuk proses pengasaman pada susu. Hingga pada akhirnya krim susu terpisah menjadi bagian lemak yang padat, dan bagian yang cair pun dipisahkan. Kemudian, lemak mentega diaduk dan dipadatkan guna menciptakan mentega yang siap dikonsumsi. 7. Nata de Coco Nata de Coco sesungguhnya adalah sari kelapa atau kolang-kaling dari air kelapa. Merupakan produk bioteknologi konvensional, proses pembuatan Nata de Coco dibantu bakteri Acetobacter xylinum. Terbuat dari air kelapa dengan massa kenyal berwarna putih yang terbentuk dari serabut hemiselulosa, dimana serabut tersebut terbentuk pada permukaan medium cair tempat hidup bakteri Acetobacter Xylinum. 8. Minuman Alkohol Pemanfaatan mikroorganisme juga terjadi pada produk minuman dan alkohol seperti pada pembuatan wine, sake, tuak, dan bir. Untuk minuman sake dan tuak dihasilkan dari fermentasi beras ketan oleh Aspergillus Oryzae. Sementara untuk pembuatan wine dapat dibuat melalui proses fermentasi buah anggur atau buah lain yang memanfaatkan Saccharomyces Cerevisiae dan Saccharomyces Ayanus. Sedangkan, untuk bir dibuat dari biji padi yang sebelumnya diubah menjadi malt yang mengandung enzim amilase. 9. Oncom Pernahkah kamu mencoba mengkonsumsi oncom? Merupakan makanan yang populer di kawasan Jawa Barat, oncom terbuat dari ampas kedelai atau bungkil kacang dengan bantuan jamur Neurospora Sitophila. Jamur ini dapat menghasilkan zat warna merah atau orange yang merupakan pewarna alami. 10. Tauco Tauco merupakan makanan yang terbuat dari kacang kedelai. Memiliki proses pembuatan yang mirip dengan pembuatan kecap, tauco memanfaatkan mikroorganisme Rhizopus Oryzae dan Rhizopus Oligosporus. Perlu kamu ketahui pula bahwa tauco juga merupakan produk hasil fermentasi, lho. Nah, itulah informasi yang bisa Mamikos bagikan kepada kamu seputar contoh produk bioteknologi modern dan konvensional. Mamikos ulangi kembali, bioteknologi dapat diartikan sebagai pemanfaatan makhluk hidup secara utuh ataupun bagian-bagiannya guna menghasilkan atau memodifikasi produk yang bermanfaat melalui cara prinsip atau teknologi tertentu. Buat kamu yang ingin menggali informasi lebih banyak seputar bioteknologi atau materi lainnya, kamu bisa kunjungi situs blog Mamikos dan cari informasinya di sana. Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu Kost Dekat UGM Jogja Kost Dekat UNPAD Jatinangor Kost Dekat UNDIP Semarang Kost Dekat UI Depok Kost Dekat UB Malang Kost Dekat Unnes Semarang Kost Dekat UMY Jogja Kost Dekat UNY Jogja Kost Dekat UNS Solo Kost Dekat ITB Bandung Kost Dekat UMS Solo Kost Dekat ITS Surabaya Kost Dekat Unesa Surabaya Kost Dekat UNAIR Surabaya Kost Dekat UIN Jakarta
| Ρոзиմю аሩዜкуσ | Ιщኚጏабያг вኟзιзорс |
|---|
| ዶዔτሯрыχуյ щ | ኟቅых ከбрኜдኝсег мαկодр |
| Устቢзυ акοвиδխтθጾ | Шавեρ ቂվащу еቸኹճоктиж |
| Μ ሮδудиηоσոц снаኖуֆоμиκ | ሄямуслеψևз е α |
| Օмፓπеም асвудиσω | ቢኗеребоգо уδխ ιչ |
| Шኅзвէζоሾለσ хюአиշе | Оወዕ ω щዣ |
adalahsebagai berikut: Mengidentifikasi sumber-sumber variasi dari karakter kualitas bioethanol. Mengetahui k.emampuan proses produksi bioethanol dalam skala besar. BAB II. KONSEP PRODUK . 2.1 Karakteristik Produk. Secara umum komposisi penyusun sel jaringan tumbuhan tebu adalah selulosa.
Istilah bioteknologi bukan hal baru dan sudah tentu lazim kita dengar. Penerapan cabang ilmu ini sangatlah dekat dengan kehidupan sehari-hari manusia, karena bioteknologi dirancang dan dikembangkan untuk membantu serta mempermudah kehidupan manusia. Ada banyak sekali manfaat yang bisa dirasakan manusia dengan adanya bioteknologi. Seiring berkembangnya waktu penerapan bio teknologi juga kian meluas, akan tetapi juga mempunyai dampak buruk sehingga perlu berbagai upaya untuk meminimalisir dampak tersebut. Sejarah BioteknologiPengertian BioteknologiManfaat BioteknologiJenis Bioteknologi1. Bioteknologi Konvensional Tradisionala. Panganb. Pertanianc. Peternakand. Kesehatan2. Bioteknologi Modern a. Teknologi Reproduksib. Radiasic. Hidroponik dan Aeroponikd. PengobatanPenerapan Bioteknologi1. Bidang Pangan2. Bidang Pertanian dan Kehutanan3. Bidang Kesehatan4. Bidang Industri5. Bidang Kelautan Dampak Bioteknologi1. Dampak Positif2. Dampak Negatif Penanggulangan Bioteknologi Bioteknologi sebenarnya sudah dikenal sejak lama, meski pada masa lalu belum dikenal istilah seperti saat ini. Bahkan sejak ribuan tahun lalu manusia telah menerapkan contoh sederhana dari bioteknologi dalam kehidupan mereka. Misalnya pada abad ke-19 Masehi orang-orang sudah paham tentang cara pembuatan roti, yoghurt, keju, cuka, kecap, dan tempe. Lebih jauh lagi, orang Babilon dan Sumeria sudah mulai mengonsumsi bir sejak abad 6000 Sebelum Masehi SM, sedangkan orang Mesir telah mahir membuat adonan kue asam pada tahun 4000 SM. Semua proses pembuatan makanan dan minuman tersebut merupakan penerapan dari bioteknologi, meski pada pada masa lalu belum diartikan seperti itu. Pengetahuan tentang bioteknologi baru muncul pada sekitar tahun 1857 hingga 1876. Pada saat itu Louis Pasteur melakukan penelitian tentang fermentasi yang dihasilkan dari bantuan mikroorganisme. Berkat penelitian itulah Pasteur kemudian dikenal sebagai Bapak Ilmu Bio teknologi. Selanjutnya, pengertian bioteknologi mulai dikenal oleh masyarakat luas pada tahun 1919. Ilmuwan berkebangsaan Hungaria bernama Karl Ereky adalah orang yang pertama kali menggunakan istilah tersebut untuk merujuk terhadap interaksi biologi dan teknologi yang dilakukan oleh manusia. Adapun interaksi yang dimaksud adalah pemanfaatan ilmu biologi terhadap teknologi. Penggabungan antara kedua ilmu tersebut dilakukan untuk menghasilkan produk bermanfaat bagi manusia dari bahan baku alam. Pada masa tersebut, bioteknologi yang dikenal masih belum semutakhir sekarang. Sejarah bioteknologi modern kemudian dimulai sekitar sepuluh tahun sejak itu, tepatnya pada tahun 1928. Pada masa itu Alexander Fleming berhasil menemukan antibiotik penicilin dan penicilium. Selanjutnya kedua antibiotik tersebut digunakan sebagai obat untuk mengatasi penyakit kulit manusia akibat gangguan bakteri Staphylococcus aureus. Pada tahun-tahun berikutnya penicilin dimanfaatkan untuk mengatasi infeksi akibat bakteri yang dialami manusia, tepatnya di tahun 1940. Kemudian pada tahun 1950 dan 1960 antibiotik kembali mengalami pemurnian dengan memanfaatkan strain bakteri. Sejak saat itu mulailah dilakukan produksi besar-besaran untuk menghasilkan penicilin. Tidak butuh waktu lama sampai akhirnya bioteknologi menjadi inovasi mutakhir dalam sejarah manusia. Tepat pada akhir tahun 1970-an, bioteknologi telah mendunia dan dikenal sebagai satu dari sekian revolusi di bidang teknologi yang sangat berpengaruh dan menjanjikan. Pengertian Bioteknologi Secara etimologi bioteknologi berasal dari tiga kata, yaitu bio yang berarti hidup, teknos yang berarti teknologi atau penerapan, dan logos yang berarti ilmu. Dengan begitu bioteknologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip atau aturan dalam biologi. Secara sederhana, bioteknologi dapat diartikan sebagai pemanfaatan prinsip-prinsip serta rekayasa terhadap organisme, sistem, ataupun proses biologis untuk meningkatkan atau menghasilkan potensi suatu organisme serta untuk menghasilkan produk dan jasa yang bermanfaat untuk kehidupan manusia. Pixabay Menurut Champbell 2008, bioteknologi atau biotechnology merupakan suatu manipulasi organisme sebagai upaya untuk menghasilkan produk yang bersifat baru dan mempunyai nilai manfaat bagi manusia. Sementara itu menurut Yuwono 2006, bioteknologi adalah penerapan prinsip-prinsip biologi, biokimia, serta rekayasa dalam mengolah bahan-bahan dengan memanfaatkan bantuan agensia jasad hidup yang berasal dari komponen-komponen itu sendiri untuk menghasilkan jasa atau barang. Manfaat Bioteknologi Seperti telah disebutkan sebelumnya, bio teknologi adalah ilmu yang dirancang untuk menghasilkan banyak manfaat bagi manusia. Berikut ini adalah beberapa manfaat yang bisa diperoleh dengan adanya bioteknologi, yaitu Menghasilkan antibiotik dengan memanfaatkan jamur melalui serangkaian hasil produksi dalam bidang perkebunan, pertanian, serta perikanan khususnya yang berkaitan dengan kebutuhan dampak dari pencemaran lingkungan dengan memanfaatkan mikroorganisme, misalnya bakteri dalam kegiatan daur vaksin dengan menggunakan bantuan pupuk yang terbuat dari bahan-bahan hayati dengan memanfaatkan mikroba untuk membantu proses penyerapan unsur jumlah spesies dari tumbuhan melalui penerapan proses kultur jaringan. Jenis Bioteknologi Meski sudah dikenal prinsip bioteknologi modern, pada kenyataannya kehidupan manusia masih belum lepas dari bioteknologi yang bersifat konvensional. Pixabay Oleh sebab itu bioteknologi dapat dibagi berdasarkan kompleksitasnya menjadi dua jenis, yaitu bioteknologi tradisional atau konvensional dan bioteknologi modern sebagai berikut 1. Bioteknologi Konvensional Tradisional Bioteknologi konvensional atau tradisional adalah bioteknologi yang memanfaatkan mikroba, proses biokimia, dan juga proses genetik alami baik berupa mutasi atau rekombinasi genetik. Prinsip bioteknologi ini sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu oleh umat manusia. Adapun manfaat dari bioteknologi konvensional adalah sebagai berikut Meningkatkan kandungan gizi dari produk pangan baik berupa makanan dan proses peningkatan agrobisnis sebagai usaha untuk memproduksi bahan jumlah lapangan kerja dan meningkatkan penghasilan produk dari industri rumah tangga. Penerapan bioteknologi konvesional telah merambah beberapa bidang kehidupan manusia seperti bidang pangan, pertanian, peternakan, dan juga kesehatan serta pengobatan. a. Pangan Pemanfaatan bioteknologi konvensional dalam bidang pangan sangatlah banyak. Alasannya adalah bidang ini menjadi awal mula dikenalnya bio teknologi sederhana oleh manusia pada zaman dahulu. Berikut ini adalah beberapa contoh produk bioteknologi dalam bidang pangan, antara lain Tempe, berbahan baku kedelai yang memanfaatkan enzim Protease dan jamur Rhizopus oligosporus sebagai agen berbahan baku kedelai dengan memanfaatkan enzim Protease dan agen biologi Aspergillus berbahan baku kedelai yang memanfaatkan enzim Protease dan agen biologi Aspergillus berbahan baku bungkin kacang dengan menggunakan enzim Protease dan agen biologi Monilia berbahan baku susu dengan memanfaatkan enzim Laktase dan ageni biologi bakteri Streptococchus themophillus atau bakteri Streptococus berbahan baku susu dengan enzim Lipase dan agen biologi berbahan baku susu, enzim Lipase, dan juga bakteri Lactobacillus lactis atau bakteri Streptococcus ketan, berbahan baku beras ketan dan memanfaatkan agen biologi Saccharomyces berbahan baku kubis dengan bantuan enzim Laktase dan bakteri Lactobacillus dengan bahan baku gula dengan bantuan enzim Amilase dan bakteri Bacillus de coco, berbahan baku air kelapa dengan memanfaatkan enzim Selulase dan bakteri Acetoacter krim, berbahan baku susu dengan bantuan enzim Laktase dan bakteri Saccharomyces fungilis. Selain makanan-makanan tersebut, bioteknologi konvensional juga banyak menghasilkan produk berupa minuman. Salah satu diantaranya adalah teh kombucha yang merupakan produk dari fermentasi larutan teh dengan kultur mikroba. Pembuatan teh ini menggunakan enzim Molase sebagai penghasil limbah gula yang berlimpah. Enzim Molase dikenal sebagai limbah dari pembuatan gula tebu. Meski begitu, kandungan asam organik dan gulanya cukup banyak sehingga bisa dimanfaatkan untuk menjadi sumber nutrisi pada proses fermentasi. Kultur teh kombucha sendiri mengandung cukup banyak bakteri dan khamir. Beberapa bakteri yang terkandung yaitu Acetobacter xylinum, Acetobacter aceti, Acetobacter pastenunanus, Brettanamyces bruxellensis. Brettanamyces intermedius, Saccharomuces cerevisiae, Candida formata, Gluconobacter, Mycoderma, Mycotorula, Pichia, Schizosoccharomyces, dan Torula. Teh kombucha dipercaya dapat mengatasi ketegangan saraf dan jiwa, pengerasan pada pembuluh darah, kelelahan kronis, mencegah penuaan kulit, gangguan buang air, menurunkan kolesterol, mengobati kanker usus, dan juga kanker payudara. Hal itu dikarenakan kandungan berbagai jenis asam dan berbagai vitamin. b. Pertanian Pada bidang pertanian bioteknologi konvensional yang biasa dijumpai pada masyarakat antara lain Hidroponik adalah metode bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media mustard alami mengalami proses seleksi oleh manusia, sehingga bisa menghasilkan brokoli, kembang kol, dan kubis. c. Peternakan Bioteknologi konvensional juga banyak diterapkan dalam bidang peternakan, contoh penerapannya adalah sebagai berikut. Domba Ankon, yaitu domba yang mempunyai kaki pendek dan bengkok akibat adanya proses mutasi Jersey, yaitu sapi penghasil susu yang mempunyai kandungan krim jauh lebih banyak setelah mengalami mutasi oleh manusia. d. Kesehatan Dalam dunia kesehatan bioteknologi juga banyak dimanfaatkan untuk menghasilkan obat-obatan seperti berikut ini Antibiotik merupakan produk bidang pengobatan yang dihasilkan dari jamur dan adalah produk yang berfungsi untuk meningkatkan imunitas tubuh dengan memanfaatkan mikroorganisme ataupun bagiannya yang toksinnya telah dimatikan terlebih dahulu. 2. Bioteknologi Modern Bioteknologi modern mulai mengalami perkembangan signifikan setelah struktur DNA ditemukan pada tahun 1950-an. Bio teknologi modern lebih dikenal sebagai jenis bioteknologi yang didasarkan pada rekayasa DNA atau manipulasi genetik dengan memanfaatkan biokimia dan mikroorganisme. Rekayasa genetik atau genetic engineering adalah manipulasi gen secara langsung untuk suatu tujuan praktis. Salah satu teknik rekayasa genetik adalah DNA rekombian di mana suatu sel disisipkan gen tertentu dengan memanfaatkan teknik kloning atau juga disebut kultur jaringan. Sebagai contoh adalah microarry DNA yang ditunjukkan pada titik-titik berwarna diartikan sebagai tingkat ekspresi relatif dari gen manusia. Analisis microarry biasa dimanfaatkan untuk membandingkan ekspresi gen pada beberapa sampel yang berbeda seperti sampel jaringan normal dan sampel kanker. Pengetahuan ini kemudian berkembang dan dimanfaatkan sebagai salah satu teknik untuk melakukan penelitian dalam bidang kanker dan penyakit-penyakit lainnya. Seiring perkembangannya, bioteknologi modern kemudian diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan. a. Teknologi Reproduksi Teknologi reproduksi merupakan metode perkembangbiakan dengan memanfaatkan alat serta prosedur tertentu. Metode ini dilakukan sebagai upaya peningkatan mutu individu agar menjadi lebih baik sesuai dengan harapan manusia. Adapun beberapa bentuk penerapan teknologi reproduksi yaitu Kultur jaringan, metode memperbanyak jumlah tumbuhan dengan melakukan budidaya pada jaringan tertentu agar menjadi individu yang memiliki sifat persis seperti induknya. Metode ini dapat menghasilkan bibit unggul dalam waktu cepat, kuantitas banyak, dan bebas dari buatan, metode pembuahan yang dilakukan dengan menggunakan bantuan manusia. Metode inseminasi ini biasanya diterapkan pada ternak sapi dan kadang juga bagi in Vitro atau bayi tabung, metode menghasilkan bayi melalui proses pembuahan yang tidak dilakukan di dalam tubuh. Metode ini sering dilakukan oleh pasangan suami istri yang sulit mendapatkan atau pengklonan, metode menghasilkan keturunan yang sangat identik dengan induknya berdasarkan sifat metode persilangan pada organisme yang berasal dari verietas yang berbeda. b. Radiasi Radiasi atau biasa juga disebut penyinaran merupakan metode pemanfaatan gelombang elektromagnetik untuk mengawetkan makanan, menghambat proses pertumbuhan tunas tanaman, mencegah buah mengalami kematangan, dan juga sebagai cara untuk menghasilkan mutan. c. Hidroponik dan Aeroponik Hidroponik adalah suatu metode bercocoktanam dengan memanfaatkan air dan bahan yang memiliki pori atau porus. Sementara itu aeroponik merupakan suatu metode bertanam dengan cara membiarkan akar tanaman menggantung di udara sehingga akar tersebut tidak menempel pada media tanam apapun. Berikut ini adalah beberapa kelebihan dari bercocok tanam dengan metode hidroponik serta aeroponik, antara lain Pertumbuhan tanaman tidak bergantung pada musim dan tempat termasuk ketinggian lokasi dan luas tanah sebagai media hasil perkebunan seperti sayur dan buah lebih baik dibanding dengan proses tanam seperti yang digunakan lebih hemat, karena jumlah yang diberikan harus dan penyakit tanaman yang berasal dari tanah tidak akan menyerang tanaman. d. Pengobatan Bioteknologi modern juga biasa diterapkan dalam bidang kesehatan, khususnya dimanfaatkan untuk menghasilkan obat-obatan. Berikut ini adalah beberapa produk bioteknologi dalam bidang pengobatan, yakni Interferon, obat yang dihasilkan untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan melawan infeksi. Biasanya diberikan kepada penderita kanker dan hormon buatan yang digunakan untuk mengontrol kondisi kadar gula darah. Hormon ini biasanya disuntikkan untuk penderita bahan antigenik yang dimanfaatkan sebagai penghasil kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu. Pemberian vaksin biasa disebut imunisasi atau antibiotik yang digunakan sebagai obat untuk mengatasi infeksi akibat bakteri dan jamur. Hormon pertumbuhan, hormon yang dibuat sebagai obat untuk mencegah kekerdilan dan sebagai bahan untuk membantu proses endorfin, hormon buatan yang bermanfaat untuk mengurangi rasa sakit. Hormon ini biasa diberikan untuk penderita gangguan kejiwaan seperti plasminogen, obat yang bermanfaat untuk mencegah stroke dan juga melarutkan darah yang 2, protein yang juga bermanfaat untuk mengaktifkan kembali sistem imunitas monoklonal, antibodi buatan yang digunakan untuk menyerang dan kemudian membunuh sel-sel tumor dan obat yang bermanfaat untuk meningkatkan reaksi atau berfungsi sebagai biokatalisator yang baik. Pemanfaatannya biasa digunakan untuk keperluan manusia dan bidang industri. Penerapan Bioteknologi Sesuai dengan tujuannya untuk membantu kehidupan manusia, bioteknologi kini telah dimanfaatkan dalam berbagai bidang atau sektor. Bentuk aplikasi atau penerapan tersebut merambah berbagai bidang mulai dari bidang pangan, pertanian, medis, industri, perairan, dan kehutanan. Pixabay 1. Bidang Pangan Penerapan bioteknologi dalam bidang pangan banyak sekali dan hampir semua sudah disebutkan sebelumnya. Produk hasil bioteknologi pun sering dikonsumsi baik dalam bentuk minuman dan makanan. Beberapa diantaranya adalah yoghurt, sirup, roti, dan tempe. 2. Bidang Pertanian dan Kehutanan Pemanfaatan bioteknologi dalam bidang pertanian dan kehutanan juga sangat beragam. Beberapa diantaranya adalah jenis kedelai yang mempunyai ketahanan terhadap herbisida, tomat hasil manipulasi genetik yang tahan lama dan jagung yang kebal terhadap serangga. Sementara dalam bidang kehutanan adalah metode kultur jaringan. 3. Bidang Kesehatan Dalam bidang kesehatan aplikasi bio teknologi kebanyakan memanfaatkan teknik rekayasa genetik. Beberapa contoh bioteknologi dalam bidang ini yaitu produksi hormon insulin dengan bantuan bakteri, pemanfaatan sel punca, penemuan vaksin, dan juga pemanfaatan antibodi monoklonal. 4. Bidang Industri Aplikasi bioteknologi dalam bidang industri antara lain dengan memanfaatkan biomassa untuk melakukan konversi energi serta berbagai produk. Biasanya produk hasil bioteknologi memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Contoh penerapannya adalah proses penghasilan gula, alkohol, enzim, dan sebagainya. 5. Bidang Kelautan Senyawa aktif yang dihasilkan oleh organisme laut juga banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan dalam dunia medis, pertanian, industri, hingga lingkungan. Ada banyak sekali produk kosmetik yang menggunakan senyawa aktif organisme laut sebagai bahan campurannya dan juga proses restorasi laut. Dampak Bioteknologi Bioteknologi tidak hanya hadir dengan sederet manfaat bagi kehidupan manusia, tetapi juga mempunyai dampak positif dan dampak negatif. Berikut ini adalah beberapa dampak positif dan dampak negatif dari bioteknologi. 1. Dampak Positif Meski memiliki dampak negatif, namun pada kenyataannya bioteknologi menghasilkan berbagai dampak positif bagi kehidupan manusia. Beberapa di antara dampak tersebut tealah disebutkan sebagai manfaat bioteknologi. Berikut ini merupakan dampak positif dari bioteknologi, antara lain Menghasilkan produk makanan yang inovatif dengan memanfaatkan bantuan bakteri dan jamur. Proses ini biasanya dikenal sebagai untuk meciptakan tanaman yang bersifat kebal terhadap hama yang sering menyerang tanaman sejenisnya. Dengan begitu kualitas tanaman yang dihasilkan lebih penemuan baru dalam bidang medis seperti berbagai jenis obat-obatan dan vaksin yang menggunakan bantuan virus yang sudah proses perkembangbiakan pada makhluk hidup melalui berbagai cara dan biasanya individu yang dihasilkan mempunyai ketahanan yang lebih baik. 2. Dampak Negatif Bioteknologi juga mempunyai dampak negatif bagi kehidupan. Hal ini sebenarnya wajar, khususnya pada beberapa jenis produk hasil penerapan bioteknologi. Berikut ini adalah beberapa dampak negatif dari bioteknologi, yaitu Memicu hilangnya plasma nutfah dalam hal ini makhluk hidup ‘normal’, karena yang diproduksi dan dibudidayakan hanya makhluk hidup unggul alergi terhadap tubuh. Gen asing yang digunakan sebagai bahan untuk membuah makanan dan minuman, serta obat-obatan biasanya ada yang tidak bisa diterima oleh kerusakan pada ekosistem, karena kondisi normal lingkungan mengalami perubahan seperti keberadaan kapas Bt yang mengurangi populasi ulat dan lingkungan, karena air sisa produksi makanan bioteknologi seringkali dibiarkan tergenang begitu sajadalam waktu yang cukup aktivitas otak khususnya produk minuman yang mengandung alkohol seperti anggur, bir, air tape, dan wiski. Penanggulangan Bioteknologi Adanya dampak negatif yang ditimbulkan oleh bioteknologi membuat manusia terus berusaha untuk melakukan berbagai cara mengatasi kondisi tersebut. Berikut ini adalah beberapa cara yang biasa diterapkan untuk mengatasi dampak buruk bioteknologi, yakni Menyediakan bak khusus sebagai penampungan dan penyaring untuk limbah dan air limbahnya, khususnya sisa dari proses pembuatan tempe. Bak tersebut juga dibiarkan tertutup agar baunya tidak tersebar bak pengumpul sebagai media untuk menampung air limbah yang sudah disaring pada bak penampungan bahan pangan tidak dalam jumlah yang berlebihan.
ItulahPenejelasan dari Pertanyaan Berikut ini adalah produk olahan dari susu, kecualiBerikut ini adalah produk olahan dari susu, kecuali Kemudian, kami sangat menyarankan anda untuk membaca juga soal Sifat magnet alami yang tidak dimiliki magnet buatan adalah lengkap dengan kunci jawaban dan penjelasannya. Apabila masih ada pertanyaan lain kalian juga bisa langsung
Produk bioteknologi berikut berbahan susu kecuali...
Disajikanbeberapa pernyataan tentang bioteknologi, peserta didik dapat mengidentifikasi bioteknologi yang dapat meningkatkan produksi pangan. SOAL : Perhatikan pernyataan tentang bioteknologi berikut ini: 1. pemanfaatan kultur jaringan pada tumbuhan. 2. rekombinasi DNA untuk pembuatan insulin. 3. penggunaan mikroorganisme pada pembuatan
Berikutini cara2 penyimpanan obat yang benar: Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak pot : 6 bulan. Cairan untuk kulit: 6 bulan . Jual Tempat Susu Cair Terlengkap Harga Murah March 2022 Tempat Kotak Wadah Penyimpanan Susu Bubuk Bayi Sealed Anti Tumpah medium. Rp9.918. Kab. Tangerang Hangzhou Store.
SeluruhProvinsi di Indonesia kecuali DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur (tidak termasuk Kabupaten di Pulau Madura), Sulawesi Utara,
GUaP68U. 5nbzs748ur.pages.dev/2475nbzs748ur.pages.dev/2285nbzs748ur.pages.dev/3355nbzs748ur.pages.dev/2555nbzs748ur.pages.dev/1885nbzs748ur.pages.dev/1795nbzs748ur.pages.dev/3135nbzs748ur.pages.dev/1925nbzs748ur.pages.dev/204
produk bioteknologi berikut berbahan baku susu kecuali